Jumat, 30 September 2011

Studi Ekologi Beberapa Spesies Harmful Algal Bloom (HAB) di Perairan Teluk Hurun, Lampung Selatan

http://www.ilmukelautan.com/biologi-kelautan/tumbuhan-laut


Penelitian ini termasuk dalam ekologi dalam bidang kajian sinekologi, yakni  ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik beberapa spesies HAB atau harmful algal bloom yang ada di Teluk Hurun, Lampung Selatan, dilihat dari sudut pandang ekologi.  Melalui pengukuran beberapa parameter lingkungan, dapat dilakukan analisis lebih lanjut mengenai faktor lingkungan apa yang paling berperan terhadap hadirnya spesies tersebut di perairan Teluk Hurun.



Pada penelitian yang dilaksanakan di Teluk Hurun ini, suhu menjadi faktor lingkungan yang memberi kontribusi signifikan terhadap keberadaan HAB.  Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian terhadap spesies – spesies HAB, dimana suhu juga menjadi faktor yang penting.  Umumnya spesies HAB ditemukan di lokasi – lokasi tropis dengan suhu air yang cukup hangat.  Suhu yang terukur di perairan Teluk Hurun menunjukkan kisaran nilai yang cukup tinggi, seperti kasus HAB yang pernah ditemukan di Teluk Kao pada bulan Maret 1994 (Wiadnyana et al, 1996).  Pada saat itu suhu air berkisar antara 30.9 – 31.5 oC dan ditemukan spesies HAB jenis Pyrodinium bahamense dalam kondisi yang cukup melimpah.
Salinitas di perairan sangat penting untuk mempertahankan tekanan osmosis antara tubuh dan perairan, karena itu salinitas dapat memengaruhi kelimpahan dan distribusi plankton secara umum.  Salinitas yang tinggi akan mengakibatkan tekanan osmosis tubuh terhadap lingkungan meningkat sehingga energi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pun meningkat.
 
Kandungan nitrat di perairan Teluk Hurun dapat dikatakan berada pada batas normal, karena nilainya cukup jauh di bawah standar yang telah ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (46.46 ?g A/l).  Berdasarkan grafik diketahui bahwa nitrat cenderung semakin tinggi nilainya di stasiun – stasiun yang dekat daratan.  Hal ini dapat disebabkan oleh run-off yang berasal dari sungai, maupun aktivitas budidaya perikanan yang ada di daerah Padang Cermin.  Konsentrasi nitrat tertinggi berada di stasiun 5, dimana saat pasang nilainya 0.69 ?g A/l, dan saat surut mencapai 0.75 ?g A/l.  Namun secara keseluruhan kandungan nitrat pada saat pasang cenderung lebih tinggi dibandingkan saat surut.  Sumber nitrogen lain yang memungkinkan adalah kompleks mangrove yang berada di sekitar area penelitian.  Mangrove merupakan sumber alami nitrogen karena pada wilayah ini banyak terdapat detritus dan sampah – sampah organik yang mengalami dekomposisi.r

berdasarkan ekologinya penelitian ini merupakan sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.

usya_bio@yahoo.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar