Selasa, 18 Juni 2013

selimut pintar

segera di order semutar (selimut pintar) dengan keunggulan 2 in 1 selain sebagai teman kita saat tidur, juga sangat bagus untuk media belajar yang menyenangkan buat anak,,, naahh ayoo buruan di order :D


bisa pilih warna, dan macam desainnya... yuk di order :D 

Pemesanan hubungi : 087754300916


Rabu, 07 Maret 2012

PSIKOLOGI HEWAN


Ketika suatu hewan menjadi dewasa, perilakunya akan dipengaruhi kelompok sosial dan lingkungannya. Proses pengaruh lingkungan yang pertama kali diperoleh hewan akan menjadi peristiwa imprinting bagi hewan. Pada peristiwa filial imprinting pengaruh sosial terjadi dari dua induk (orang  tua) dan keturunannya.
Beberapa study memperlihatkan bahwa interaksi sosial yang terjadi antara induk keturunan selama periode kritis menjadi kunci perkembangan perilaku yang normal. Penelitian akhir-akhir ini juga telah mengungkap tentang pentingnya kebutuhan  biologis antara ibu anak untuk merangsang hubungan antara ibu-anak dalam masa awal hidupnya.
Penelitian harry harlow terhadap bayi manusia mengungkapkan bahwa kehadiran “figure/tokoh ibu” sangat diperlukan bagi sang bayi dan anak-anak untuk pertumbuhan yang normal dan perkembangan psikologisnya.
Gangguan pada kesejahteraan hewan dapat diamati berdasarkan 3 indikator yaitu: Indikator fisiologi dan psikologi, indikator immun dan produksi serta indikator perilaku. Perubahan yang terjadi pada hewan dapat diamati berdasarkan perubahan pada fisik, mental maupun perilaku. Kondisi kesejahteraan yang buruk yang berkelanjutan akan memicu timbulnya penyakit sebagai bentuk nyata dari gangguan kesejahteraan hewan. Yang mana efek penyakit pada kesejahteraan satwa adalah penderitaan panjang pada hewan.
Secara fisiologi kondisi perubahan kesejahteraan hewan akan mengaktifkan sistem saraf pusat (SSP) dan memberikan respon baik pada sistem saraf otonom maupun sistem endokrin. Akibat dari respon sistem saraf otonom akan berdampak pada Sistem SAM (Simpatetic Adrenal Medulary) dan Sistem PNS (Parasimpatetic Nervous System). Respon Sistem SAM mengakibatkan peningkatan Cardiac output (tachycardia, cardiac muscle contraction), peningkatan aliran darah ke otot (vasokontriksi perifer, kontraksi limfa), peningkatan air intake (respiratory rate, relaksasi bronkhiol). Sementara respon dari Sistem PNS (Parasimpatetic Nervous System) adalah penurunan Cardiac output (branchicerdia).
Secara umum akibat dari perubahan animal welfare adalah munculnya stress dengan gejala seperti Peningkatan aktifitas adrenocortical, penurunan aktifitas hormonal reproduksi, penurunan performance, peningkatan tekanan darah kronis, meningkatnya kerentanan penyakit, gastric ulcer, penyembuhan luka yang lama, Cardiovascular pathologis, immunosuppressive dan juga kematian.
Contoh pengabaian kesejahteraan hewan pada hewan ternak dan hewan potong akan menimbulkan ketakutan, distress dan rasa sakit. Keadaan ini dapat terjadi selama proses penyembelihan, pengangkutan dan pemasaran karena keterbatasan hewan dalam membangun group sosial juga karena persediaan pakan dan minum yang buruk. Efek stress pada hewan sebelum dipotong akan berdampak buruk pada kualitas karkas yang disebut Dark Firm Dry (DFD).
Dark Firm Dry (DFD) terjadi akibat dari stress pre-slaughter sehingga mengosongkan persediaan glycogen pada otot. Keadaan ini menyebabkan kadar Asam laktat pada otot berkurang dan meningkatkan pH daging melebihi dari normal. Pada kondisi seperti ini maka proses post mortem tidak berjalan sempurna terlihat pada warna daging terlihat lebih gelap, kaku dan kering yang mana secara umum lebih alot dan tidak enak. pH daging yang tinggi akan mengakibatkan daging lebih sensitif terhadap tumbuhnya bakteri. DFD beef adalah indikator dari stress, luka, penyakit atau kelelahan pada hewan sebelum disembelih.


Sabtu, 07 Januari 2012

REFLEKSI DIRI KELOMPOK 11 dan 12

KELOMPOK 11
EKOSISTEM AKUATIK

Pada pertemuan terakhir diskusi mengenai ekosistem akuatik pada kelompok 11, Hutan pantai ialah Hutan yang menyebar di sepanjang pantai yang tidak tergenang oleh pasang surut air laut dengan luas + 3,3 juta hektar.
Ciri umum Hutan Pantai antara lain adalah :
       Tidak terpengaruh iklim
       Tanah kering (tanah pasir, berbatu karang, lempung)
       Tanah rendah pantai
       Pohon kadang-kadang ditumbuhi epyphit; dan
       Dapat dijumpai terutama di pantai selatan P. Jawa, pantai barat daya Sumatera dan pantai Sulawesi.
Ø  Rawa adalah lahan genangan airsecara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.
Ø  Mangrove : Di sebut juga hutan pantai

Ekosistem  Tawar :
  1. Ekostem air lentik airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut, pasir terapung
2.      Ekostem air Lotik  airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir. Contoh dari ekosistem air tawar lotik sering kita jumpai di sekitar kita

Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar
Ekosistem air Laut
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
       Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
       Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

 
KELOMPOK 12
SUKSESI

Dari hasil diskusi kelompok 12, diketahui suksesi merupakan  suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Berdasarkan Kondisi Habitat pada Awal Suksesi:
a. Suksesi Primer
            Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru.
b. Suksesi Sekunder
            Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi suksesi :
  • Terbukanya lahan 
  • Tersebarnya biji 
  • proses pertumbuha 
  • Perubahan habitat karena aktivitas spesies.
Penyebab Suksesi:
  Iklim : fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya.
  Topografi : terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain: Erosi:  Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan.
  Biotik : Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. 

Urut-urutan terjadinya proses suksesi
Lumut kerak - lumut kerak berdaun – lumut - rumput-rumputan (herbaceus) - semak-semak (shrubs) - pohon-pohonan





             

Refleksi Diri Kelompok 9 dan Kelompok10



KELOMPOK 9
EKOSISTEM


Kelompok 9 ini membahas mengenai ekosistem, Ekosistem sendiri merupaka  tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energy (woodbury,1954 dalam setiadi 1983).
Struktuktur dan fungsi komponen ekosistem:
Ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya, anatara lain:
  1. Komponen abiotik
  2. Komponen biotic
  3. Produsen
  4. Konsumen
  5. Pengurai
PIRAMIDA EKOLOGI
Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem 

MACAM-MACAM PIRAMIDA EKOLOGI
Piramida energy
                Piramida energi adalah piramida yangmenggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. 

Piramida biomassa
yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem 

Piramida jumlah
yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.





KELOMPOK 10
EKOSISTEM DARAT

pada kelompok 10 dibahas mengenai ekosistem darat, pengertian ekosistem sendiri sudah dibahas pada kelompok 9. Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
  1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 - 1.000 m dari permukaan laut.
  2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
  3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
Kesimpulan dari diskusi yang dibahas oleh kelompok 10 yaitu Ekosistem merupakan komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme bersama lingkungan fisik dan kimia tempat hidup atau habitatnya. Ekosistem terdiri dari tiga tipe, yaitu ekosistem air, akosistem darat, dan ekosistem buatan.  Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Ekosistem darat terdiri dari hutan hujan tropis, hutan musiman tropis, hutan boreal, hutan luruh temperate, hutan taiga, zona arid, tundra, padang rumput, padang pasir, hutan kayu elfin, dan hutan savanna.







Senin, 26 Desember 2011

REFLEKSI DIRI KELOMPOK 7 daN 8


KELOMPOK 7
KOMUNITAS (VEGETASI)

Pada diskusi kelompok 7, dapat di pahami hakikat dan pengertian komunitas Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Konsep dasar komunitas
FORMASI:  Formasi tumbuhan merupakan unit vegetasi yang besar di suatu wilayah yang ditunjukkan oleh beberapa bentuk pertumbuhan yag dominan.
ASOSIASI: formasi klimaks, berisikan dua atau lebih pembagian yang lebih kecil yang dikatakan sebagai assosiasi yang ditandai oleh lebih dari satu spesies yang dominan dan khas. Jadi assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum
EKOTONE: suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan  antara dua komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas.
Tipe tipe Vegetasi
Vegetasi Hutan Hujan Tropis
Hutan Luruh Temperate
Zone Arid Kering dan Padang Pasir
Hutan Boreal
Padang Rumput
Tundra
KARAKTERISTIK KOMUNITAS TUMBUHAN
Keanekaragaman
Struktur dan komposisi komunitas
Analisis kuantitatif komunitas tumbuhan
Dominansi
 Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

KELOMPOK 8
METODE ANALISIS VEGETASI

Pada hasil diskusi kelompok 8 yaitu membahas metode analisis vegetasi, Vegetasi sendiri dapat diartikan  sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia.
MACAM MACAM  METODE  ANALISIS VEGETASI
A.    Metode Destrutif
Metode destruksif merupakan suatu metode yang sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan. Metode ini bertujuan untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat dikukur. Metode ini seakan sangat sederhana, namun apabila kurang sempurna dalam melakukan teknik destruksi, maka hasil analisis yang diharapkan tidak akurat. Oleh karena itu, pada percobaan ini kita hendaknya sangat teliti. Hasil destruksi diukur dengan menggunakan metoda AAS.
B. Metode Nondestruktif
Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu berdasarkan penelaahan organisme hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya, sehingga dikenal dengan pendekatan non floristika. Pendekatan lainnya adalah didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara taksonomi atau pendekatan floristika.
C. Metode Floristic
Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan terhadap semua populasi spesies pembentuk masyarakat tumbuhan tersebut, jadi dalam hal ini pemahaman dari setiap jenis tumbuhan secara taksonomi adalah mutlak diperlukan. Dalam pelaksaannya sangat ditunjang dengan variable-variabel yang diperlukan untuk menggambarkan baik struktur maupun komposisi vegetasi, diantaranya adalah:
  1. Kerapatan, untuk menggambarkan jumlah individu dari populasi sejenis
  2. Kerimbunan, variable yang menggambarkan luas penutupan suatu populasi di suatu kawasan, dan bias juga menggambarkan luas daerah yang dikuasai oleh populasi tertentu atau dominasinya.
  3. Frekuensi, variable yang menggambarkan penyebaran dari populasi disuatu kawasan.
D. Metode Nonfloristik
Untuk memahami metode non floristika ini sebaiknya kita kaji dasar-dasar pemikiran dari beberapa pakar tadi. Pada prinsipnya mereka berusaha mengungkapkan vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya, jadi pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi sama sekali di abaikan, mereka membuat klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar tertentu.